127 Warga Arjosari Terima BLT Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau dari Pemerintah

by

Pacitan – Sebanyak 127 warga dari berbagai desa di Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) yang disalurkan oleh pemerintah setempat, Senin (11/8/2025).

Penyaluran berlangsung di Gedung Kecamatan Arjosari dengan pengawasan langsung dari aparat desa dan kecamatan.

Penyaluran bantuan ini menjadi angin segar bagi masyarakat, terutama bagi buruh tani tembakau yang kini menghadapi tantangan berat akibat harga panen yang anjlok dan biaya hidup yang terus meningkat.

Dari total penerima, 93 orang merupakan buruh tani tembakau dan 34 lainnya berasal dari kelompok masyarakat tidak mampu yang terdampak secara ekonomi.

Sejak pagi hari, warga mulai memadati halaman kecamatan. Sebagian besar datang dari desa-desa pelosok, bahkan ada yang menempuh perjalanan jauh dengan berjalan kaki atau menumpang kendaraan tetangga. Banyak di antara mereka yang sudah lanjut usia, tampak kelelahan namun tetap antusias.

Salah satu penerima, Sademin (67), buruh tani asal desa Mlati mengaku bantuan ini sangat membantu untuk mencukupi kebutuhan dasar keluarganya.

“Alhamdulillah, bantuan ini cukup buat beli beras dan perlengkapan sekolah cucu. Panen tembakau sekarang ini nggak seberapa hasilnya,” ujarnya dengan suara lirih.

Camat Arjosari, Didik Darmawan, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas partisipasi warga dan kerja sama perangkat desa dalam menyalurkan bantuan. Ia juga menekankan pentingnya penggunaan dana bantuan secara bijak.

“Gunakan bantuan ini untuk kebutuhan pokok, bukan untuk hal yang konsumtif. Ini adalah bentuk perhatian negara, dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin,” kata Didik.

Selain itu, Didik juga mengingatkan soal maraknya peredaran rokok ilegal di lingkungan masyarakat. Menurutnya, rokok ilegal merugikan negara karena tidak menyumbang cukai, sekaligus membahayakan kesehatan karena kualitasnya tidak terjamin.

“Peredaran rokok ilegal juga mengganggu program pembangunan karena dana DBHCHT sebagian besar berasal dari cukai resmi. Kalau rokok ilegal dibiarkan, maka penerimaan akan menurun, dan dampaknya langsung ke masyarakat,” tegasnya.

Kegiatan penyaluran bantuan berlangsung tertib dan efisien. Petugas dari kecamatan dan desa tampak sigap membantu warga, termasuk mereka yang berusia lanjut atau berkebutuhan khusus. Penerima bantuan hanya perlu menunjukkan identitas dan undangan yang telah dibagikan sebelumnya.

Di luar gedung, suasana penuh kehangatan. Warga terlihat saling menyapa dan mengucap syukur. Bagi mereka, nominal bantuan mungkin tidak besar jika dibandingkan dengan kebutuhan sehari-hari, namun cukup untuk bertahan dan mengurangi beban.

Penyaluran BLT dan DBHCHT ini menjadi bukti bahwa meski hidup dalam keterbatasan, masyarakat masih mendapatkan perhatian dari pemerintah. Di balik amplop bantuan itu, tersimpan harapan baru harapan untuk bertahan, melanjutkan hidup, dan menyambut musim panen berikutnya dengan semangat baru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.